updatecepat – Gelombang demonstrasi besar di Surabaya pada Senin (1/9/2025) sore berakhir dengan kericuhan yang mengakibatkan Gedung Negara Grahadi, ikon bersejarah Jawa Timur, mengalami kerusakan parah setelah dibakar oleh sekelompok massa tak dikenal. Hingga kini, Polisi masih memburu pelaku utama yang diduga menjadi otak di balik pembakaran tersebut.
Dari Aksi Damai ke Kekacauan
Awalnya, ribuan orang yang tergabung dalam berbagai aliansi masyarakat, mahasiswa, dan aktivis berkumpul di depan Gedung Grahadi untuk menyampaikan tuntutan terkait kebijakan nasional dan isu korupsi. Suasana sempat berjalan kondusif, dengan orasi dan nyanyian perjuangan mengiringi aksi.
Namun, sekitar pukul 17.00 WIB, suasana berubah tegang ketika sebagian massa mencoba menerobos barikade aparat yang menjaga halaman gedung. Dorong-dorongan tak terhindarkan, dan lemparan botol serta batu mulai terjadi.
Situasi semakin kacau ketika tiba-tiba muncul api di sisi timur halaman Grahadi. Dalam hitungan menit, kobaran api membesar dan menjalar ke bagian gedung utama.
Dugaan Provokator
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Andi Santoso, mengungkapkan bahwa pihaknya menduga ada kelompok provokator yang sengaja menyusup untuk menciptakan kerusuhan.
“Kami sudah mengantongi ciri-ciri beberapa pelaku yang diduga kuat menyalakan api. Saat ini, tim gabungan sedang melakukan pengejaran dan pendalaman rekaman CCTV di sekitar lokasi,” tegas Andi.
Ia juga menambahkan bahwa polisi telah mengamankan 30 orang peserta aksi untuk dimintai keterangan, termasuk beberapa yang tertangkap tangan membawa bahan bakar dan kembang api.
Kerugian dan Dampak
Kebakaran di Gedung Grahadi menyebabkan kerusakan serius pada beberapa bagian bangunan bersejarah tersebut. Atap ruangan pertemuan utama hangus terbakar, kaca jendela pecah, dan sejumlah dokumen serta peralatan kantor ikut musnah.
Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya mengerahkan delapan unit mobil pemadam dan puluhan personel untuk menjinakkan api. Setelah hampir dua jam berjibaku, api akhirnya berhasil dipadamkan sekitar pukul 19.00 WIB.
“Ini bukan sekadar kerugian material, tapi juga kehilangan simbol sejarah. Grahadi adalah saksi perjalanan panjang Jawa Timur,” ujar seorang sejarawan lokal yang turut menyaksikan kejadian.
Korban Jiwa dan Luka
Akibat kericuhan, sedikitnya 15 orang terluka, terdiri dari aparat kepolisian, demonstran, dan warga sekitar yang terkena imbas. Beberapa korban mengalami sesak napas karena gas air mata, sementara lainnya menderita luka akibat lemparan benda keras.
Seorang demonstran dilaporkan kritis setelah tersambar api saat berada di dekat lokasi pembakaran. Ia segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Respons Pemerintah
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengecam keras aksi anarkis tersebut. Dalam pernyataan resmi, ia menegaskan bahwa kerusakan Gedung Grahadi merupakan tindakan yang mencederai martabat masyarakat Jawa Timur.
“Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam demokrasi, tetapi merusak aset bersejarah sama sekali tidak bisa dibenarkan. Kami mendukung penuh aparat untuk menindak pelaku,” ucapnya dengan tegas.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan keprihatinannya. Ia meminta jajaran keamanan bekerja ekstra keras untuk mengungkap dalang kerusuhan. “Hukum harus ditegakkan. Negara tidak boleh kalah dari tindakan anarkis,” ujarnya dari Jakarta.
Situasi Pasca Kejadian
Hingga malam hari, kawasan sekitar Grahadi masih dijaga ketat aparat gabungan Polri dan TNI. Jalan utama ditutup sementara untuk menghindari kemungkinan adanya serangan lanjutan.
Sejumlah warga Surabaya mendatangi lokasi pada pagi berikutnya, sebagian menunjukkan kesedihan dan keprihatinan atas kondisi Grahadi yang hangus terbakar. Di media sosial, foto-foto kebakaran cepat viral dan menuai ribuan komentar dari netizen.
Penutup
Kericuhan yang berujung pada pembakaran Gedung Negara Grahadi menjadi peringatan serius betapa rentannya situasi keamanan ketika demonstrasi berubah anarkis. Polisi kini berpacu dengan waktu memburu provokator agar kasus ini segera terungkap.
Lebih dari sekadar kerusakan fisik, kejadian ini menyisakan luka mendalam bagi masyarakat Jawa Timur yang melihat simbol sejarah kotanya luluh lantak. Harapannya, ke depan, penyampaian aspirasi rakyat bisa dilakukan dengan damai, tanpa harus mengorbankan nyawa, keamanan, dan warisan bangsa.

More Stories
Harga Emas Perhiasan Hari Ini 8 Oktober 2025 Naik Tipis
Ramalan Keberuntungan Rabu 8 Oktober 2025 untuk 12 Zodiak
Tips Pagi Produktif: Rahasia Menjaga Semangat Kerja Harian